Selasa, 08 Juni 2021

 

MAKALAH

ANALISA TINGKAT STRESS DIKAITKAN DENGAN RENDAHNYA TINGKAT REFRESHING

akademi-kepolisian-logo-73933CEBCB-seeklogo.com

 

DISUSUN OLEH :

 

Muhammad Shidqy Fauzan

17.127

 

BATALYON REKSA AKSATRIYA DAKSA


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena hanya dengan rahmat-Nyalah kami akhirnya bisa menyelesaikan karya ilmiah yang berjudul “ANALISA TINGKAT STRESS DIKAITKAN DENGAN RENDAHNYA TINGKAT REFRESHING” ini dengan baik tepat pada waktunya.

 

Tidak lupa kami menyampaikan rasa terima kasih kepada pengasuh yang telah memberikan banyak bimbingan serta masukan yang bermanfaat dalam proses penyusunan makalah ini. Rasa terima kasih juga hendak kami ucapkan kepada rekan-rekan taruna yang telah memberikan kontribusinya baik secara langsung maupun tidak langsung sehingga makalah ini bisa selesai pada waktu yang telah ditentukan.

 

Meskipun kami sudah mengumpulkan banyak referensi untuk menunjang penyusunan makalah ini, namun kami menyadari bahwa di dalam karya ilmiah yang telah kami susun ini masih terdapat banyak kesalahan serta kekurangan. Sehingga kami mengharapkan saran serta masukan dari para pembaca demi tersusunnya makalah lain yang lebih lagi. Akhir kata, kami berharap agar karya ilmiah ini bisa memberikan banyak manfaat demi terciptanya polri yang hebat dan lebih dipercaya oleh masyarakat.

 

.                                                                                                                                                                                                                              Semarang,18 Juni 2020

 

penyusun

 

 

 

 

DAFTAR ISI

 

HALAMAN JUDUL

KATA PENGANTAR I

DAFTAR ISI II

BAB 1 PENDAHULUAN 1

1.1  Latar Belakang 1

1.2  .Rumusan Masalah 2

1.3 Tujuan 2

1.4 Manfaat 2

BAB II PEMBAHASAN 3

2.1.1 Dampak Negatif Lockdown terhadap psikologis manusia 3

2.1.2 Apa yang haru di lakukan dalam mencegah hal ini terjadi? 4

BAB III PENUTUP 6

3.1  Simpulan 6

3.2 Saran 6

 

 


 


BAB I

PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang

Makalah ini di buat untuk menganalisa tingkat stress yang di alami oleh taruna d karenakan tidak pernah melaksanakan pesiar, ibl, maupun cuti yang sudah berjalan selama 4 bulan di hitung sejak hari pertama lockdown yang di laksanakan oleh akademi kepolisian.

      Seperti yang kita ketahui COVID-19 sudah menjangkit indonesia sejak beberapa bulan yang lalu, dan sudah dilakukan self-quarantine oleh masyarakat Indonesia berdasarkan himbauan pemerintah dalam rangka untuk memperlambat penularan virus tersebut dan mencegah agar kurva peningkatan kasus positif corona tidak melebihi dari kapabilitas penanganan pasien COVID-19 yang bisa ditampung dan ditangani oleh rumah sakit yang ada di Indonesia

 

Hal ini di dukung dengan akademi kepolisian yang langsung memberlakukan lockdown untuk mencegah terjangkitnya taruna akpol terhadap virus yang sangat mudah untuk menyebar ini, di ambil pengalaman dari kasus yang terjadi di SETUKPA yang terjadi pada tanggal 1 April 2020 yang membuat seluruh jajaran PJU Mabes Polri tersentak karena terdapat 300 siswa yang terjangkit virus berbahaya ini.

Hal ini di tanggapi Akademi Kepolisian dengan memberlakukan Lockdown dengan menutup seluruh akses keluar maupun masuk terkecuali dari masyarakat dalam akpol hal ini di lakukan guna tetap menjaga R0 yaitu pasien zero agar tidak terjadi penyebaran Covid-19


 

1.2 Rumusan Masalah

 

Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka dapat ditentukan rumusan masalah dalam makalah ini seperti:
1. Apa yang terjadi apabila seseorang terlalu lama di kurung di dalam suatu   tempat?
2. Apa yang harus dilakukan Akpol dalam mengurangi tingkat stress?

1.3 Tujuan


        Tujuan dari pengerjaan makalah ini adalah tentunya untuk membuat sadar kepada pejabat utama Akpol untuk segera mengambil langkah untuk mengantisipasi adanya stress dari taruna karena kurangnya refreshing, tidak bertemu orang tua, tidak bertemu dengan rekanita dan lain sebagainya, karena pada dasarnya setiap orang berhak untuk hidup bebas dan factor untuk tidak melakukan kebebasan tersebut pasti ada batasannya.

1.4. Manfaat

Dapat menjadi bahan kajian untuk pejabat utama akademi kepolisian dalam memperbaharui kebijakan sebelumnya dengan tetap memperhatikan dasar dasar yang akan di terapkan dalam protokol new normal. Dapat menjadikan dasar dalam alasan di perbolehkannya taruna untuk melaksanakan cuti dan pesiar dalam waktu dekat yang harus di tentukan dengan segera.


BAB II

PEMBAHASAN


2.1.1 Dampak Negatif Lockdown terhadap psikologis manusia
Jumlah pasien positif virus corona COVID-19 terus meningkat setiap hari. Oleh karena itu, pemerintah terus menggaungkan physical distancing untuk memutus mata rantai penularan virus corona.

Hal ini dilakukan lantaran pemerintah tidak mau mengambil opsi lockdown, meskipun sudah banyak pihak yang meminta Indonesia menerapkan lockdown. Memang, Direktur Darurat Kesehatan WHO, Michael Ryan mengatakan melakukan lockdown di sebagian kota bukanlah cara efektif yang bisa dilakukan.

Dalam wawancara dengan BBC, WHO mengatakan setelah melakukan lockdown di beberapa kota yang terindikasi, pihak berwenang harus secara aktif mencari orang-orang yang terinfeksi. Menurutnya, upaya physical distancing harus lebih diperhatikan. Pemerintah pun wajib melakukan isolasi dan mencari siapa saja orang yang terlibat kontak dengan mereka yang positif.

Awalnya, physical distancing disebut sebagai social distancing, yakni menjaga jarak fisik setidaknya 1,5 meter dari orang lain, dan diklaim sebagai cara yang paling ampuh memutus persebaran penyakit COVID-19.

Meski demikian, dengan sifat dasar manusia sebagai mahluk sosial membuat mereka kesulitan hidup tanpa bantuan orang lain. Oleh karena itu, WHO pun menggunakan istilah Physical Distancing, karena ingin orang-orang tetap terhubung.

“Bisa melalui berbagai media sosial agar tetap terhubung dengan orang lain karena kesehatan mental Anda sama pentingnya dengan kesehatan fisik Anda,” ucap Dr Maria Kerkhove, seorang ahli epidemiologi WHO.

Gubernur New York, Andrew Cuomo, menyebut isolasi di rumah dan menerapkan jarak dari sesamanya akan membuat tekanan psikologis. Apalagi, bagi mereka yang memiliki trauma. “Ini bukan kondisi alami manusia untuk tidak terhibur, punya kedekatan, merasa takut dan tidak bisa merangkul seseorang. Ini semua hal yang tidak wajar dan membingungkan,” sambungnya.

Sejumlah ahli sudah lama mengetahui kesepian atau perasaan terisolasi dapat menyebabkan kecemasan, depresi dan demensia pada orang dewasa. Respons sistem kekebalan tubuh yang melemah, tingginya tingkat obesitas, tekanan darah, penyakit jantung, dan harapan hidup yang lebih pendek juga dapat menjadi faktor berpengaruh.

Sedangkan pada anak-anak yang punya sedikit teman, terintimidasi atau terisolasi di sekolah cenderung mengalami tingkat kecemasan yang tinggi, depresi, dan beberapa kelambanan dalam perkembangan.

Meski begitu, Kepala Bagian Psikologi di Rumah Sakit Anak San Antonio, Elena Mikalsen, mengatakan belum ada catatan yang bisa digunakan, terkait pandemi global seperti COVID-19. “Studi yang dilakukan lebih mengarah pada isolasi secara paksa tanpa adanya dukungan,” papar Elena Mikalsen.

Elena menambahkan, suatu hal yang sangat membantu ketika seluruh dunia berada dalam situasi yang sama, yang mengarah pada perkembangan strategi penanganan yang cepat dari berbagai sumber, termasuk teman, sekolah, dan bisnis.

“Situasi yang kita hadapi sekarang, begitu banyak dukungan sosial yang merupakan salah satu indikator besar tentang baiknya kesehatan seseorang termasuk kesehatan mental,”pungkasnya.

Hubungan sosial memang sangat diperlukan tidak hanya untuk memerangi pandemi, tetapi untuk membangun kembali dan memulihkan diri. Namun, apapun istilah kata yang dipakai, yang paling terpenting adalah Pandemi Corona ini segera berakhir.

2.1.2 Apa yang haru di lakukan dalam mencegah hal ini terjadi?
Tak sedikit masyarakat yang mengalami stres saat ini, di tengah pandemi Covid-19 yang tak jelas kapan akan berakhir. Psikolog Anak dan Keluarga serta Spesialis Theraplay di PION Clinician, Astrid WEN mengatakan bahwa stres bisa hadir ketika Anda merasa cemas.  Oleh karena itu, hal ideal yang bisa Anda lakukan adalah bercerita kepada orang lain. Baca juga: Kerja dari Rumah Bisa Sebabkan Stres, Ini Penjelasan Psikolog "Orang yang cemas atau stres itu perlu berani minta pertolongan. Cari teman atau orang yang bisa mendengarkan cerita Anda, yang bisa merespon dengan baik cerita Anda," kata Astrid dalam live Instagram Kompas.com, Selasa (5/5/2020). Adapun, hal yang bisa Anda lakukan untuk meringankan stres tersebut adalah menelepon orang lain termasuk teman, sahabat, keluarga, psikiater, atau video call. Anda juga bisa berdoa, hal ini dinilai efektif untuk mengurangi tingkat stres. "Berdoa juga sama halnya dengan berbincang dengan orang di luar diri kita, yaitu Tuhan masing-masing. Hal yang penting, kita berkomunikasi dan bersuara dengan orang-orang di luar kita," tutur dia.

Bagaimana jika Anda tidak menemukan orang yang tepat untuk menjadi tempat berkeluh kesah? Astrid mengingatkan bahwa sepanjang Anda peka diri terhadap stres yang dimiliki, pasti Anda akan bisa mengontrol atau mengelola stres yang dimiliki tersebut sendirian. Stres yang masih bisa untuk dikelola atau dikontrol adalah stres yang tidak merugikan orang-orang lain di sekitar Anda. "Selama orang lain tidak komplain terhadap yang kita lakukan, itu stresnya masih di level yang bisa dikontrol sendiri," ujar dia

 

 


                                                           BAB III

PENUTUP

 

3.1 Simpulan
Dari hasil Analisa secara singkat berdasar literatur yang di terima dari masukan banyak referensi media cetak hal ini sangat berbahaya apabila tidak segera di lakukan karena tingkat stress seseorang dalam menghadapi Lockdown berbeda beda.

Cara yang dapat dilakukan oleh Akpol pun juga sudah bisa di ambil referensi dari banyak catatan dari ahli untuk segera di lakukan karena apabila di lanjutkan maka tidak ada yang tahu kedepannya akan seperti apa.

 

3.2 Saran

      Akan alangkah baiknya bila pejabat pembuat peraturan peraturan yang membuat taruna dapat merasakan udara di luar Akademi Kpeolisian karena apabila tidak maka tingkat stress makin tinggi dan apabila itu terjadi maka hal ini akan merusak mental seseorang baik secara langsung maupun tidak langsung.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar