Rabu, 25 November 2020

KARYA TULIS ILMIAH

 

KARYA TULIS ILMIAH

PERALIHAN METODE PENGUMPULAN NSP DARI TERTULIS MENJADI DIGITAL

 

Oleh:

MUHAMMAD SHIDQY FAUZAN

MUHAMMAD IBNU SAPUTRA

FARHAN RAMADHAN

                                                  

 

 

 

AKADEMI KEPOLISIAN

TAHUN AJARAN 2019/2020

 

 

 

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Digitisasi (bahasa Inggris: digitizing) merupakan sebuah terminologi untuk menjelaskan proses alih media dari bentuk tercetak, audio, maupun video menjadi bentuk digital. Digitisasi dilakukan untuk membuat arsip dokumen bentuk digital, untuk fungsi fotokopi, dan untuk membuat koleksi perpustakaan digital. Digitisasi memerlukan peralatan seperti komputer, scanner, operator media sumber dan software pendukung. Dokumen tercetak dapat dialihkan ke dalam bentuk digital dengan bantuan program pendukung scanning dokumen seperti Adobe Acrobat dan Omnipage. Dokumen audio dapat dialihkan ke dalam bentuk digital dengan bantuan program pengolah audio seperti CoolEdit dan JetAudio. Dokumen video dapat dialihkan ke dalam bentuk digital dengan bantuan program pengolah video. Tujuan Digitisasi, tidak lain adalah untuk mendapatkan efisiensi dan optimalisasi dalam banyak hal antara lain efisiensi dan optimalisasi tempat penyimpanan, keamanan dari berbagai bentuk bencana, untuk meningkatkan resolusi, gambar dan suara lebih stabil.

Cloud computing (komputasi awan) merupakan gabungan pemanfaatan teknologi komputer (komputasi) dalam suatu jaringan dengan pengembangan berbasis internet (awan) yang mempunyai fungsi untuk menjalankan program atau aplikasi melalui komputer – komputer yang terkoneksi pada waktu yang sama, tetapi tak semua yang terkonekasi melalui internet menggunakan cloud computing.

Teknologi komputer berbasis sistem Cloud ini merupakan sebuah teknologi yang menjadikan internet sebagai pusat server untuk mengelola data dan juga aplikasi pengguna. Teknologi ini mengizinkan para pengguna untuk menjalankan program tanpa instalasi dan mengizinkan pengguna untuk mengakses data pribadi mereka melalui komputer dengan akses internet.

 

 

 

 

 

1.2.Cara kerja dari Cloud Computing

Sistem Cloud bekerja menggunakan internet sebagai server dalam mengolah data. Sistem ini memungkinkan pengguna untuk login ke internet yang tersambung ke program untuk menjalankan aplikasi yang dibutuhkan tanpa melakukan instalasi. Infrastruktur seperti media penyimpanan data dan juga instruksi/perintah dari pengguna disimpan secara virtual melalui jaringan internet kemudian perintah – perintah tersebut dilanjutkan ke server aplikasi. Setelah perintah diterima di server aplikasi kemudian data diproses dan pada proses final pengguna akan disajikan dengan halaman yang telah diperbaharui sesuai dengan instruksi yang diterima sebelumnya sehingga konsumen dapat merasakan manfaatnya.

 

Contohnya lewat penggunaan email seperti Yahoo ataupun Gmail. Data di beberapa server diintegrasikan secara global tanpa harus mendownload software untuk menggunakannya. Pengguna hanya memerlukan koneksi internet dan semua data dikelola langsung oleh Yahoo dan juga Google. Software dan juga memori atas data pengguna tidak berada di komputer tetapi terintegrasi secara langsung melalui sistem Cloud menggunakan komputer yang terhubung ke internet.

 

BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Penerapan system Cloud Computing dalam pembuatan LHP

Pertama tama digunakannya cloud computing ini adalah dengan memakai Google Drive, jadi taruna dan pengasuh dapat saling membantu dalam pengumpulan laporan NSP dengan cara membuat laporan NSP itu sendiri masuk kedalam system cloud yang dikelola oleh google drive, sehingga nantinya pengasuh dan taruna dapat mengontrol LHP secara terintegrasi lalu untuk system pengesahannya dilakukan dengan langsung menghapus LHP dan mengkonfirmasikan kepada Pokokorp Senior yang berada di dalam peleton tersebut dan taruna yang LHP nya ditegur dapat mengambil 2 langkah yaitu memperbaiki LHP nya ataupun membiarkan LHP tersebut tetap tidak tercatat dan di hapus.

2.2. Tata cara penggunaan cloud computing untuk taruna umum

Taruna yang ingin mengumpulkan NSP dapat langsung membuka shorturl.at/gADNU untuk langsung masuk kedalam google drive yang telah berisikan folder nsp, taruna hanya tinggal mencari peletonnya dan memasukkan LHP yang ia miliki kedalam folder Namanya lalu mengkonfirmasikan kepada poksen bahwa ia sudah mengirim ke dalam google drive sehingga poksen dapat memonitor dan mecatatnya. Untuk lampiran tertulis dapat langsung dikirim kepada poksen.

2.3. Tata cara pemnggunaan cloud computing untuk taruna poksen

Bagi taruna yang menjabat sebagai poksen tugas dan tanggung jawabnya terhadap pengumpulan LHP adalah mengkomulir keseluruhan LHP rekan rekannya dan memasukkannya ke dalam bentuk excel, setelah di masukkan kedalam bentuk excel dan di rekap dalam bentuk total nilai NSP dari rekan rekannya barulah Poksen dapat melaporkan hasil dari rekapannya kepada dantontar masing masing untuk di konfirmasi dan di re-check, untuk LHP yang mempunyai lampiran untuk di tampilkan dapat di kumpulkan di dalam satu map dan di berika kepada danton sebagai bentuk pertanggungjawaban.

2.4. Tata cara penggunaan cloud computing untuk pengasuh taruna

Bagi pengasuh taruna khususnya dantontar adalah mengawasi dan mengendalikan poksen dalam mengkomulir dan mencatat seluruh LHP rekan rekannya, dan untuk di akhir dapat melakukan re-check terhadap LHP yang di kumpulkan oleh taruna apabila ada yang tidak memenuhi syarat untuk sebuah LHP maka dantontar memiliki hak untuk dapat menghapus file yang telah taruna tersebut kumpulkan dan memberitahukannya kepada poksen untuk nantinya poksen memberitahukan kepada rekannya bahwa LHP tersebut telah di hapus karena tidak memenuhi syarat standar pengumpulan LHP. Lalu untuk di akhir pada saat sidang NSP seluruh pengasuh dapat melihat secara langsung LHP yang dikumpulkan oleh taruna yang ingin di cek dengan langsung menayangkannya di layar projector. Dan apabila bukti nyata dari LHP itu diminta oleh Mentar maka LHP dapat langsung di print dan di tanda tangani oleh taruna yang ingin di cek LHP nya dan pengasuh taruna yang bersangkutan sehingga akan meminimalisir kemungkinan hilangnya data apabila di minta oleh pihak Mentarsis.

 

 

 

 

 

 

BAB III

                                                               PENUTUP

3.1.Kelebihan

1.     Penggunaan Kertas di minimalisir

2.     Pimpinan dapat mengontrol langsung NSP dari Taruna

3.     Pertanggung jawaban NSP lebih ketat.

4.     Pada saat rapat, untuk melihat perolehan NSP taruna dapat langsung di tayangkan di layar, beserta LHP

5.     Taruna lebih mudah dalam mengumpulkan NSP kepada POKSEN

6.     Meminimalisir kehilangan kertas di proses penyimpanan

7.     Dapat di akses kapan saja di mana saja

 

3.2.Saran

1.     Taruna dapat kehilangan filenya apabila di hapus oleh orang lain.

2.     Tidak bisa menampilkan NSP yang sifatnya tulis tangan

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

DAFTAR PUSTAKA

Ruben Brent D dan Lea P Stewart. 2006. Communication and Human Behavior. United States:

Allyn and Bacon

Shen X.B., Wu Q., Fu, X.L. Effects of the Duration of Expressions on the Recognition of

Microexpressions. J. Zhejiang Univ. Sci. B 2012,13 221-230

Prawitasari , J.E. & Hasanat, N.U. 1990. Kepekaan terhadap Komunikasi Nonverbal. Laporan

Penelitian. Yogyakarta: Fakultas Psikologi UGM

The Definitive Guide to Reading Microexpresions (Facial Expressions). Diakses melalui

http://www.scienceofpeople.com pada 12 Februari 2020 pukul 20.30 WIB

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar