KARYA
TULIS ILMIAH
PERALIHAN
METODE PENGUMPULAN NSP DARI TERTULIS MENJADI DIGITAL
Oleh:
MUHAMMAD
SHIDQY FAUZAN
MUHAMMAD
IBNU SAPUTRA
FARHAN
RAMADHAN
AKADEMI
KEPOLISIAN
TAHUN
AJARAN 2019/2020
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Digitisasi
(bahasa Inggris: digitizing) merupakan sebuah terminologi untuk menjelaskan
proses alih media dari bentuk tercetak, audio, maupun video menjadi bentuk
digital. Digitisasi dilakukan untuk membuat arsip dokumen bentuk digital, untuk
fungsi fotokopi, dan untuk membuat koleksi perpustakaan digital. Digitisasi
memerlukan peralatan seperti komputer, scanner, operator media sumber dan
software pendukung. Dokumen tercetak dapat dialihkan ke dalam bentuk digital
dengan bantuan program pendukung scanning dokumen seperti Adobe Acrobat dan
Omnipage. Dokumen audio dapat dialihkan ke dalam bentuk digital dengan bantuan
program pengolah audio seperti CoolEdit dan JetAudio. Dokumen video dapat
dialihkan ke dalam bentuk digital dengan bantuan program pengolah video. Tujuan
Digitisasi, tidak lain adalah untuk mendapatkan efisiensi dan optimalisasi
dalam banyak hal antara lain efisiensi dan optimalisasi tempat penyimpanan,
keamanan dari berbagai bentuk bencana, untuk meningkatkan resolusi, gambar dan
suara lebih stabil.
Cloud
computing (komputasi awan) merupakan gabungan pemanfaatan teknologi komputer
(komputasi) dalam suatu jaringan dengan pengembangan berbasis internet (awan)
yang mempunyai fungsi untuk menjalankan program atau aplikasi melalui komputer
– komputer yang terkoneksi pada waktu yang sama, tetapi tak semua yang
terkonekasi melalui internet menggunakan cloud computing.
Teknologi
komputer berbasis sistem Cloud ini merupakan sebuah teknologi yang menjadikan
internet sebagai pusat server untuk mengelola data dan juga aplikasi pengguna.
Teknologi ini mengizinkan para pengguna untuk menjalankan program tanpa
instalasi dan mengizinkan pengguna untuk mengakses data pribadi mereka melalui
komputer dengan akses internet.
1.2.Cara
kerja dari Cloud Computing
Sistem
Cloud bekerja menggunakan internet sebagai server dalam mengolah data. Sistem
ini memungkinkan pengguna untuk login ke internet yang tersambung ke program
untuk menjalankan aplikasi yang dibutuhkan tanpa melakukan instalasi. Infrastruktur
seperti media penyimpanan data dan juga instruksi/perintah dari pengguna
disimpan secara virtual melalui jaringan internet kemudian perintah – perintah
tersebut dilanjutkan ke server aplikasi. Setelah perintah diterima di server
aplikasi kemudian data diproses dan pada proses final pengguna akan disajikan
dengan halaman yang telah diperbaharui sesuai dengan instruksi yang diterima
sebelumnya sehingga konsumen dapat merasakan manfaatnya.
Contohnya
lewat penggunaan email seperti Yahoo ataupun Gmail. Data di beberapa server
diintegrasikan secara global tanpa harus mendownload software untuk
menggunakannya. Pengguna hanya memerlukan koneksi internet dan semua data
dikelola langsung oleh Yahoo dan juga Google. Software dan juga memori atas
data pengguna tidak berada di komputer tetapi terintegrasi secara langsung
melalui sistem Cloud menggunakan komputer yang terhubung ke internet.
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1.
Penerapan system Cloud Computing dalam pembuatan LHP
Pertama tama
digunakannya cloud computing ini adalah dengan memakai Google Drive, jadi
taruna dan pengasuh dapat saling membantu dalam pengumpulan laporan NSP dengan
cara membuat laporan NSP itu sendiri masuk kedalam system cloud yang dikelola
oleh google drive, sehingga nantinya pengasuh dan taruna dapat mengontrol LHP
secara terintegrasi lalu untuk system pengesahannya dilakukan dengan langsung
menghapus LHP dan mengkonfirmasikan kepada Pokokorp Senior yang berada di dalam
peleton tersebut dan taruna yang LHP nya ditegur dapat mengambil 2 langkah yaitu
memperbaiki LHP nya ataupun membiarkan LHP tersebut tetap tidak tercatat dan di
hapus.
2.2.
Tata cara penggunaan cloud computing untuk taruna umum
Taruna yang ingin mengumpulkan NSP
dapat langsung membuka shorturl.at/gADNU untuk langsung masuk kedalam google
drive yang telah berisikan folder nsp, taruna hanya tinggal mencari peletonnya
dan memasukkan LHP yang ia miliki kedalam folder Namanya lalu mengkonfirmasikan
kepada poksen bahwa ia sudah mengirim ke dalam google drive sehingga poksen
dapat memonitor dan mecatatnya. Untuk lampiran tertulis dapat langsung dikirim
kepada poksen.
2.3.
Tata cara pemnggunaan cloud computing untuk taruna poksen
Bagi taruna yang
menjabat sebagai poksen tugas dan tanggung jawabnya terhadap pengumpulan LHP adalah
mengkomulir keseluruhan LHP rekan rekannya dan memasukkannya ke dalam bentuk
excel, setelah di masukkan kedalam bentuk excel dan di rekap dalam bentuk total
nilai NSP dari rekan rekannya barulah Poksen dapat melaporkan hasil dari
rekapannya kepada dantontar masing masing untuk di konfirmasi dan di re-check,
untuk LHP yang mempunyai lampiran untuk di tampilkan dapat di kumpulkan di
dalam satu map dan di berika kepada danton sebagai bentuk pertanggungjawaban.
2.4.
Tata cara penggunaan cloud computing untuk pengasuh taruna
Bagi pengasuh taruna khususnya
dantontar adalah mengawasi dan mengendalikan poksen dalam mengkomulir dan
mencatat seluruh LHP rekan rekannya, dan untuk di akhir dapat melakukan
re-check terhadap LHP yang di kumpulkan oleh taruna apabila ada yang tidak
memenuhi syarat untuk sebuah LHP maka dantontar memiliki hak untuk dapat
menghapus file yang telah taruna tersebut kumpulkan dan memberitahukannya
kepada poksen untuk nantinya poksen memberitahukan kepada rekannya bahwa LHP
tersebut telah di hapus karena tidak memenuhi syarat standar pengumpulan LHP.
Lalu untuk di akhir pada saat sidang NSP seluruh pengasuh dapat melihat secara
langsung LHP yang dikumpulkan oleh taruna yang ingin di cek dengan langsung
menayangkannya di layar projector. Dan apabila bukti nyata dari LHP itu diminta
oleh Mentar maka LHP dapat langsung di print dan di tanda tangani oleh taruna
yang ingin di cek LHP nya dan pengasuh taruna yang bersangkutan sehingga akan
meminimalisir kemungkinan hilangnya data apabila di minta oleh pihak Mentarsis.
BAB III
PENUTUP
3.1.Kelebihan
1. Penggunaan
Kertas di minimalisir
2. Pimpinan
dapat mengontrol langsung NSP dari Taruna
3. Pertanggung
jawaban NSP lebih ketat.
4. Pada
saat rapat, untuk melihat perolehan NSP taruna dapat langsung di tayangkan di
layar, beserta LHP
5. Taruna
lebih mudah dalam mengumpulkan NSP kepada POKSEN
6. Meminimalisir
kehilangan kertas di proses penyimpanan
7. Dapat
di akses kapan saja di mana saja
3.2.Saran
1. Taruna
dapat kehilangan filenya apabila di hapus oleh orang lain.
2. Tidak
bisa menampilkan NSP yang sifatnya tulis tangan
DAFTAR
PUSTAKA
Ruben
Brent D dan Lea P Stewart. 2006. Communication and Human Behavior.
United States:
Allyn
and Bacon
Shen
X.B., Wu Q., Fu, X.L. Effects of the Duration of Expressions on the
Recognition of
Microexpressions.
J. Zhejiang Univ. Sci. B 2012,13 221-230
Prawitasari
, J.E. & Hasanat, N.U. 1990. Kepekaan terhadap Komunikasi Nonverbal.
Laporan
Penelitian.
Yogyakarta: Fakultas Psikologi UGM
The
Definitive Guide to Reading Microexpresions (Facial Expressions).
Diakses melalui
http://www.scienceofpeople.com
pada 12 Februari 2020 pukul 20.30 WIB
Tidak ada komentar:
Posting Komentar